Jakarta, bisabasi.id – Bank Indonesia (BI) mencatat posisi Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada triwulan III-2024 tercatat sebesar $427,8 miliar atau secara tahunan tumbuh sebesar 8,3%. Perkembangan ULN tersebut bersumber dari sektor publik. Selain itu, posisi ULN di triwulan III-2024 juga dipengaruhi oleh faktor pelemahan mata uang dollar AS terhadap mayoritas mata uang global, termasuk Rupiah.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Ramdan Denny Prakoso menjelaskan bahwa, posisi utang luar negeri pemerintah di triwulan III-2024 sebesar $204,1 miliar atau tumbuh 8,4% setelah sebelumnya mencatatkan kontraksi pertumbuhan sebesar 0,8% di triwulan II-2024.
Menurut Denny, perkembangan ULN tersebut dipengaruhi oleh penarikan pinjaman luar negeri dan peningkatan aliran masuk modal asing pada Surat Berharga Negara (SBN) domestik, seiring dengan tetap terjaganya kepercayaan investor terhadap prospek perekonomian Indonesia.
“Pemerintah terus berkomitmen untuk menjaga kredibilitas dengan memenuhi kewajiban pembayaran pokok dan bunga utang secara tepat waktu, serta mengelola ULN secara pruden dan akuntabel untuk mendapatkan pembiayaan yang paling efisien dan optimal,” katanya dalam Website Bank Indonesia. (18/11).
Sementara itu, sebagai salah satu instrumen pembiayaan APBN pemanfaatan ULN terus diarahkan untuk mendukung pembiayaan sektor prioritas dengan tetap memperhatikan aspek keberlanjutan pengelolaan ULN.
Di mana, berdasarkan sektor ekonomi ULN Pemerintah dimanfaatkan antara lain untuk mendukung Sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial sebesar 21,0%, kemudian Administrasi Pemerintah, Pertahanan, dan Jaminan Sosial Wajib sebesar 18,9%, Jasa Pendidikan 16,8%, Konstruksi sebesar 13,6% dan Jasa Keuangan dan Asuransi 9,1%.
“Posisi ULN pemerintah tetap terkendali mengingat hampir seluruh ULN memiliki tenor jangka panjang dengan pangsa mencapai 99,9% dari total ULN pemerintah,” imbuhnya.